pernahkah kita berpikir bahwa negara kita pernah disebut sebagai negara swasembada pangan pada tempo dulu. Kenapa dulu swasembada pangan, berbeda jauh dengan sekarang ? jawabannya berada di hasil panen pertanian, hasil jumlah panen sekarang jauh lebih sedikit dibanding dulu.
Kenapa demikian? Karena kesuburan tanah sudah sangat jauh berbeda dengan tempo dulu. Dulu kita memiliki tanah yang subur, sehingga dapat menghasilkan hasil panen yang melimpah, sedangkan sekarang makin panen makin hari semakin menyusut hasil panen nya. Itu semua karena kondisi tanah yang sudah mati. Kenapa tanah mati? Terlalu banyakkan nya pemakaian pupuk kimia, ibarat kata tanpa pupuk kimia tanaman tidak bisa hidup, bila di hitung beli pupuk kimia sama hasil panen harga sama saja, justru rugi.
Petani sekarang sudah ketergantungan dengan pupuk kimia, sehingga tanpa pupuk kimia ada yang kurang untuk tanamannya, padahal itulah salah satu faktor membuat tanah mati. Bahkan air dari sawah yang habis di kasih pupuk kimia, air mengandung zat kimia yang tak layak minum. Bahkan ikan bisa mati.
Saya membuat artikel ini karena saya belajar bertani sayuran sendiri di rumah dan tanaman buah di pekarangan. Saya ngamat i tanaman mangga saya yang selalu berkurang hasil panennya akibat di semprot kimia dan pupuk kimia. akhirnya saya tebang semua pohon dan menanam i kembali lahan dengan tanaman sayuran dan buah buahan dengan perawatan tradisional. sunggu berbeda jauh, ketika saya memakai kompos olahan sendiri, setiap panen hasil semakin meningkat, walau secara pelan pelan.
saya menggunakan kompos kambing yang sudah difermentasi dan di giling halus seperti tanah. Akhirnya banyak petani yang mau coba kompos kambing buatan saya untuk tanaman bawang, jagung, padi, tebu, melon, dll. Kata petani yang coba kompos racikan saya, hasil mereka meningkat dan ongkos pemupukan berkurang, ada yang petani bawang bila bahwa bawangkan lebih besar di banding biasanya dan teman lainnya.
Kita kulas sebentar kandungan yang ada di kompos.